Silaturahmi
Silaturahmi secara bahasa berasal dari dua kata, yakni silah (hubungan) dan Rahim (Rahim perempuan) yang mempunyai arti Hubungan nasab, sebagaimana ayat diatas kata al-Arham (rahim) diartikan sebagai Silaturahmi. Namun pada hakikatnya silaturahmi bukanlah sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari itu hubungan sesama muslim merupakan bagian dari silaturrahmi, sehingga Allah SWT mengibarat kan umat Islam bagaikan satu tubuh. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (49:10).
Hubungan persaudaraan inilah yang menjadikan sesama muslim mempunyai kewajiban untuk saling membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit, mengantarkan sampai ke kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan, larangan saling mencela, menghasud dan lain sebagainya.
Al-Qur’an telah banyak menceritakan kisah terputusnya silaturahmi, padahal mereka mempunyai hubungan nasab. Diantaranya, Nabi Ibrahim AS menjadi jauh dengan bapaknya, karena seorang Musyrik. Malah doa nabi Ibrahim untuk bapaknya sendiri tidak dikabulkan oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya, “Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun”. (QS. 9:114).
Nabi Luth AS harus berpisah dengan istrinya dikarenakan tidak mau mengikuti ajarannya, sehingga Allah SWT mengadzabnya bersama kaum yang lainnya, Nabi Nuh AS harus berpisah dengan anaknya Kan’an dikarenakan tidak mau mengikuti ajarannya, sehingga Allah SWT menenggelamkannya bersama umat yang lainnya. Begitupun dengan Nabi Muhammad SAW tidak bisa bersama-sama didalam surga bersama pamannya Abu Thalib, padahal pamannya sangat menjaga dan menyayangi beliau.
Untuk menghindari terputusnya silaturahmi, Allah SWT mengajarkan sebuah doa supaya senantiasa ada dalam keimanan,”Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. 3:8)
Wallahu a`lam bi ash-Shawab.
Allah menciptakan manusia dari berbagai suku serta bangsa, agar mereka bisa saling mengenal. Karena pada dasarnya manusia bukanlah makhluk individu, tetapi saling membutuhkan antara satu dg yg lain.Islam tidak hanya mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga hubungan kepada Allah, tetapi juga menjaga hubungan terhadap sesama. Sebagaimana firman-Nya dlm Q.S An- Nisa : 1 :"Dan bertaqwalah, yang dengan (mempergunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu"Menyambung tali silaturahmi itu hukumnya wajib, terutama bagi sesama muslim & diharamkan untuk memutuskannya. Sebagaimana sabda Rasulullah :"Tidak ada satu kebaikanpun yg pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak ada satu dosapun yg adzabnya lebih cepat diperoleh, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi" "Rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum, jika didalamnya ada orang yg memutuskan silaturahmi"Bahkan menurut Rasulullah, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yg suka menyambung tali silaturahmi, Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya. (Mutafaq 'alaih) dari Anas r.a dalam riwayat lain Rasulullah s.a.w bersabda :" Barangsiapa mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan- kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk kedalam surga"(Kanzul 'Ummal) dari Ali r.a. Menyambung silaturahmi dpt diwujudkan dg berbagai cara, saling mengucap salam, memberi pertolongan, bersikap ramah dan berbuat baik kpd sesama. ini merupakan contoh sederhana, dan alangkah lebih baiknya kita mau berkunjung ketempat tinggalnya. Kenapa kita diharamkan untuk memutus tali silaturahmi, selain berdasar sabda Rasulullah diatas, Pernah diriwayatkan bahwa Sahabat Rasul (Baqir r.a) mendapat wasiat dari ayahnya (Imam Zainudin r.a)"Janganlah duduk bersama lima jenis manusia, jangan berbicara kepada mereka, bahkan jangan berjalan bersamanya":1. orang Fasik, karena ia akan menjualmu hanya untuk sesuap makanan.2. Orang Bakhil, karena ia akan memutuskan hubungan disaat kita memerlukan.3. Pembohong, karena ia akan senantiasa menipumu.4. Orang Bodoh, karena keinginannya utk memberi manfaat bagimu, namun karena kebodohannya, ia justru merugikanmu.5. Orang yg memutuskan tali silaturahmi, karenanya jangan berdekatan dengannya.
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci
Rahasia Silaturahmi
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Sebagai umat yang besar, kaum muslim memang diwajibkan ada yang terjun di bidang politik, ekonomi, hukum, dsb, karena tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal di dalam kehidupan bermasyarakat. Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan diantara kita semua. Wallahu 'alam...
Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, "Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak
pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh" (HR. Hakim).
Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya.
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim).
Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah,
maka rahmat Allah akan dijauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara, bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bahwa bangsa dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Jumat, 01 Januari 2010
Silaturahmi
Labels:
tulisan kader
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar